Minggu, 05 April 2009

Mengungkap ragam Aliran Vespa
(hoby atau hanya ikut-ikutan trend)
Dapat kita lihat sekarang ini, para pengendara vespa berlomba mempercantik vespa kesayangan mereka dengan berbagai aliran. Antara lain yaitu aliran Racing, RAT (kumuh), custom, dan yang terakhir yaitu aliran Retro Klasik. Diantara keempat aliran tadi, terbagi dalam beberapa kurun waktu, yaitu di antaranya pada tahun-tahun awal tahun 1990-an banyak sekali kita lihat dalam setiap event vespa, dimana sangat banyak vespa yang menganut aliran racing. Mereka (pemakai scooter, red) berupaya untuk memodifikasi vespa kesayangan mereka dengan model Racing look, baik dari segi body, maupun dari mesinnya saja dan ada yang sekaligus keduanya yaitu mesin dengan spek racing dan kontur bodipun juga mengikuti daya mesin agar setara dengan deruan mesin yang mereka adopsi dalam scooter mereka.
Setelah masa-masa kejayaan era Racing telah kurang di minati oleh mayoritas scooteris, maka pada dekade 2003-an banyak sekali para pengendara scooter yang mengubah aliran atau kiblat mereka yang dari semula mengacu pada gaya racer kini mereka mengacu pada vespa kumuh atau yang biasa di sebut dengan RAT BIKE.
Gaya ini sangat bertentantangan dengan hakikat asli sebuah penggemar Vespa. Dimana vespa yang selalu di identikkan sebagai kendaraan yang lucu, imut bahkan pada saat launching vespa si empunya pun sempat berkata “sembra una Vespa” yang di dalam bahasa Indonesia di artikan “vespa tu kayak tawon”. Dalam perjalanannya di Indonesia sendiri, para penggemar scooter jenis vespa ini pun pada saat trend Vespa kumuh itupun merebak bagaikan jamur di musim hujan. Dalam beragai event vespa ratusan bahkan ribuan vespa kumuh pun bertebaran di mana-mana. Dari berbagai kekumuhan pun muncul. Mulai dari yang mengusung tema Army, kumuh, long chachis, sampai sespan kumuh dengan accecories yang mendukung perkumuhan mereka. Namun dalam perjalanannya para RAT Biker ini, mereka sering mendapatka komentar dari para warga yang di lewati oleh motor mereka dari berbagai komentar tersebut ada yang berkata suka karena bias di gunakan sebagai hiburan dan ada yang tidak suka karena suara yang bising dan tidak enak untuk di pandang.
Selain komentar dari para warga, mereka juga mempunyai satu penghalang dalam perjalanan mereka yaitu POLISI. Sebagai aparat penegak hukum mereka harus menegakkan hukum, karena hukum berlaku untuk setiap warga Negara. Sehingga tak pelak seorang RAT BIKER apabila mengeluh tentang perjalanan yang terganggu akibat berseberangan prinsip dengan UU yang berlaku di sebagai penuntun pengendara di jalanan yang dilaksanakan oleh aparat negara yang di sebut dengan POLISI. Namun, mereka (pengendara RAT BIKE, red) dengan tampang cuek, mereka berlalu dan seraya berkata “Inilah gayaku, dan inilah hidupku…!!!”. Salut bro…
Setelah era kumuh kini sedikit berkurang, pada awal tahun 2005 hingga tahun 2006 munculah era baru bagi para scooterist dimana mereka mau merogoh kocek lebih dalam lagi untuk mengoperasi vespa kesayangan untuk di ubah dengan aliran Chooper. Aliran yang umumnya di anut oleh kalangan motor udug atau motor gede, maka menyebarlah sampai ke tangan-tangan kreatif para scooterist ini untuk menyulap motor mereka bak motor chooper. Aliran ini cukup banyak di minati karena, di Indonesia sendiri, aliran chooper untuk jenis scooter ini baru pertama kali muncul di Indonesia pada awal tahun 2005. Hamper pada setiap event banya sekali contest yang di buka untuk unjuk kebolehan para builder scooter chooper ini.
Seiring maraknya modifikasi vespa chooper ini, hal kritik mengenai modifikasi jenis ini juga muncul dari berbagai kalangan penggemar vespa. Diantaranya yaitu, modifikasi jenis ini merubah bentuk total body vespa dan aplikasi rangka monochoque yang di usung vespa dari pabriknya sana cenderung hilang dan kebanyakan dari para builder ini hanya mengambil mesinnya saja dan banyak sekali rangka asli vespa yang hamper tidak terlihat atau malah hilang sama sekali. Dan hal ini lah yang membuat cirri khas vespa yang asli menjadi hilang. Selain bentuk chooper para scooterist ini juga banyak yang “mengolorkan” (memanjangkan) sacchis vespa mereka menjadi 2, 3,bahkan sampai 4 meter. Hal seperti ini lah yang kadang membuat jati diri seorang scooterist kehilangan jati dirinya sebagai penggila vespa sejati.
Setelah masa chooper dan long sachis kurang di minati oleh kalangan scooterist, kini munculah aliran RETRO. Aliran ini yaitu aliran yang mengembalikan vespa seperti original atau hampir sama dengan original. Tujuan dari aliran ini adalah mengembalikan bentuk semula vespa seperti pada saat kejayaannya dulu. Berbagai aliran Retro muncul dari muds, sampai aliran original pun muncul.
Para penggila aliran retro ini mereka identik dengan kebersihan. Mereka memodifikasi vespa mereka dengan mengaplikasikan cat yang unik sesuai dengan trend modifikasi tahun 1965-1980an. Dengan cat dan accecories yang sesuai dengan bentuk dan bersih, merekalah (penganut aliran retro.red) penyeimbang dalam komunitas Vespa di Indonesia. Karena dengan munculnya kembali vespa-vespa yang hampir menyerupai dengan original pabrik ini, mereka mampu mengembalikan citra para scooterist Indonesia di mata Internasional sehingga para pengendara vespa di Indonesia ini mampu di sejajarkan dengan para rider vespa di penjuru dunia.
Dari semua tulisan di atas tadi dapat kita simpulkan bahwa, berbeda aliran modifikasi bukanlah sebuah masalah namun, meskipun berbeda aliran modifikasi, sesama para scooterist tetap harus bersatu…tulisan saya ini hanya lah sebagai seorang penghoby vespa yang selalu mengikuti perkembangan brother scooterist semua yang ada di Indonesia. Salut kepada bro scooterist semua….atas loyalitas yang tinggi terhadap kendaraan asli Italy ini. Lestarikan vespa tua yang tersisa di Indonesia….